Hits: 22

Mhd. Abdul Fattah

Pijar, Medan. Kafe Pojok? Mojok-mojok dong? Dih gak takut kena gerebek? Pasti banyak orang pacaran nih? Eitss.. tunggu dulu. Mendengar namanya, mungkin kita langsung beranggapan bahwa kafe ini memiliki citra yang jelek. Namun siapa sangka kalau nama Kafe Pojok, tak asing lagi di telinga masyarakat kota Medan bahkan menjadi salah satu destinasi tempat nongkrong.

Sesuai namanya, Kafe Pojok ‘98 terletak tepat di sudut persimpangan antara Jalan Halat dengan Jalan Medan Area Selatan, tak jauh dari lampu merah Jalan AR Hakim, Medan. Kafe yang sederhana ini, menawarkan kenikmatan bagi semua masyarakat kota Medan.

Angka 98 diangkat dari tahun angkatan si pemilik kafe sewaktu berkuliah di Institut Teknologi Medan, yaitu tahun 1998. Letaknya yang strategis membuat kafe ini menjadi pilihan bagi para pengunjung. Ketika macet melanda di simpang Jalan AR Hakim, kafe pojok dapat menjadi tempat singgah untuk sekedar melepas penat.

Bermula dari sebuah tempat kumpul-kumpul bersama teman sejawat, membuka warung internet, lalu kemudian dikembangkan menjadi warung Teh Susu Telur (TST), awalnya. Kemudian sang pemilik menyatukan idenya dengan keinginan sang istri untuk berdagang ayam penyet, maka terbentuklah Kafe Pojok ’98.

Berdiri sejak 2012, kafe ini berhasil menarik perhatian para mahasiswa yang nge-kost di sekitar Jalan Halat. Untuk jumlah pegawai nya sendiri ada enam orang, dimana sebagiannya adalah mahasiswa yang mengambil kerja sampingan untuk sekedar menambah penghasilan.

Didukung dengan fasilitas WiFi, serta pelayanan yang ramah membuat kita tak ingin beranjak jika mampir ke kafe ini. Belum lagi jika sedang musim pertandingan sepak bola dalam negeri maupun luar negeri, kafe ini pasti sangat ramai pengunjung. Ditambah lagi dekor dengan nuansa estetik bercampur modern membuat suasana kafe ini menjadi nyaman untuk berlama-lama di kafe Pojok ’98.

Fitra, sang pemilik kafe mengaku bahwa rata-rata pengunjung yang datang ke Kafe Pojok ini adalah anak muda yang suka TST, dan menonton bola bersama segerombolan teman-temannya. Selain itu, melihat kendaraan berlalu lalang menjadi esensi tersendiri jika kita mampir ke kafe ini.

“Makanan favorit yang biasa dipesan para pengunjung di sini adalah Nasi Ayam Penyet,” tutur Fitra pemilik kafe. Terbukti saja dengan harga Rp10.000, kita sudah dapat menikmati nasi putih didampingi potongan ayam penyet dan gorengan tempe serta dilengkapi dengan lalapan sayur. Ditambah lagi dengan sambal terasi ulek khas dan kecap manis yang membuat santapan Ayam Penyet memiliki rasa tersendiri yang ditawarkan dari kafe Pojok 98 ini.

“Alasannya simpel, dulu pernah kita buat dengan harga 15 ribu tetapi sedikit yang berminat. Karena kan disini lingkungan anak kost, jadi kita buat strategi baru untuk membuat harga 10 ribu namun potongan ayamnya sedikit dikecilkan,” tambah pemilik kafe ini ketika ditanya alasan mengapa membuat harga menu ayam penyet  dengan murah.

Nasi Ayam Penyet sebagai menu favorit pelanggan di Kafe Pojok '98 lengkap dengan sambal terasi dan kecap yang khas. (Fotografer: Muhammad Abdul Fattah)
Nasi Ayam Penyet sebagai menu favorit pelanggan di Kafe Pojok ’98 lengkap dengan sambal terasi dan kecap yang khas.
(Fotografer: Muhammad Abdul Fattah)

Selain Ayam Penyet ada pula menu lainnya yang tak kalah eksis yaitu Pecel Lele dan Nasi Goreng. Untuk minuman favorit nya sendiri, para pengunjung biasanya memilih TST.

Kafe Pojok ’98 buka mulai pukul 10.00 pagi hingga pukul 4.00 pagi kembali. Hal ini untuk memenuhi permintaan pengunjung yang sangat meminati kafe ini. Terbukti, memang sampai pagi kembali, pengunjung masih terus ada berdatangan ke kafe ini.

Untuk menu makanan dan minuman dijamin harganya cukup terjangkau. Oleh karena itu, kafe ini dapat dinikmati semua kalangan mulai dari pelajar hingga orang tua sekalipun.

Muali Syahputra, mahasiswa UISU, mengaku sering nongkrong dan makan malam di kafe ini bersama teman-temannya. Tak salah lagi pesanan yang di sukainya di sini adalah Nasi Ayam Penyet.

“Karena rasanya yang enak, ditambah sambal terasi uleknya dan kecap manis. Membuat lidah menjadi berasa dimanjakan nikmatnya makan, apalagi harganya murah kan Cuma 10 ribu hehe,” ujarnya dengan sedikit tertawa. Selain untuk makan malam, dirinya juga mengaku sering ikut nonton bareng pertandingan sepakbola yang dilakukan rutin malam kamis dan malam minggu.

“Harapannya semoga kafe ini dapat lebih luas lagi agar lebih banyak lagi menampung pengunjung. Karena kan mungkin terkadang banyak orang yang penasaran sama makan ayam penyetnya,” harap Muali.

Selain Muali, sang pemilik juga memiliki harapan agar Kafe Pojok ini dapat menjadi pilihan masyarakat kota Medan dalam mencari tempat kumpul bersama keluarga, teman-teman dan orang terdekat lainnya. “Selain mencari keuntungan, kita juga ingin mencari pahala dengan membuat orang lain senang dan berkesan setelah datang ke kafe kita ini,” tutur Fitra pemilik Kafe Pojok ’98.

Jadi, tertarik merasakan kenikmatan sederhana ala Kafe Pojok ’98?

(Redaktur Tulisan: Viona Matullessya)

Leave a comment