Hits: 9

Nadya Divariz Bhayitta Syam

“Kisahnya belum berakhir.”

PIJAR, Medan.  Buku ini, seperti biasa ditulis dalam sudut pandang Watson sebagai pendongeng setia Holmes yang selalu menuliskan petualangan mereka –tentu dengan izin Holmes yang terkadang amat sulit didapatkan- saat menghadapi kasus. Namun, sedikit berbeda karena cerita yang ditulis beberapa adalah hasil inisiatif penyelidikan yang dilakukan Watson seorang diri semenjak duel maut di air terjun Reichenbach yang memisahkannya dengan sang rekan, Holmes.

Sebagai satu-satunya rekan terdekat seorang detektif nyentrik seperti Sherlock Holmes, Watson merasa bahwa hampir tidak akan ada hal yang cukup mengguncang mentalnya setelah semua yang telah dilaluinya selain kabar tewasnya Holmes dan Professor Moriarty. Sepeninggal temannya, dokter ini kembali menjalankan praktek seperti biasa dan hidup nyaman bersama istrinya yang cantik. Tapi hidup tidak bisa berjalan biasa terlalu lama pada jiwanya yang haus akan petualangan.

Saat itu musim semi ketika dia memutuskan untuk sedikit bereksperimen dengan mencoba beberapa trik yang kerap dilakukan temannya untuk memecahkan sebuah kasus. Meniru beberapa metode yang pernah dijelaskan kepadanya dan menerapkan dengan hati-hati hanya untuk memuaskan rasa penasarannya, setidaknya itulah tujuan awal hal ini Watson lakukan. Sebelum sesuatu terjadi padanya.

Sama dengan novel serial pendahulunya, buku berjudul ‘Kembalinya Sherlock Holmes’ ini memuat 13 kasus dengan kesulitan dan keunikan penyelesaiannya masing-masing. Mulai dari kasus penuh kode aneh di Gambar Orang Menari, hal-hal diplomatik dalam Kisah Noda Kedua, hingga cerita yang bahkan masih mengguncang jiwa petualang Watson pada Petualangan di Rumah Kosong.

Proses pembuatan novel Sir Arthur Conan Doyle kali ini sebelum akhirnya diterbitkan juga tidak kalah unik karena seperti yang kita tahu, kisah duo detektif dan dokter kita harusnya sudah berakhir pada Salam Terakhir yang diterbitkan dalam buku berjudul sama. Ditandai dengan berubahnya sudut pandang yang cukup mengejutkan di mana Doyle menulis dalam sudut pandang ketiga juga kode berupa kalimat, “Penutup semua kisah Sherlock Holmes,” yang dibubuhkan pada awal kisah. Tapi kisah ini justru malah berlanjut dengan tanpa mengurangi kualitas kasus yang disuguhkan.

Memiliki rating 4,4 dari 5 berdasarkan Goodreads, penulis berhasil membuktikan bahwa bukan sebuah keputusan yang keliru untuk melanjutkan serial Sherlock Holmes. Hal ini juga menunjukkan euforia para pembaca yang tidak kunjung pudar bahkan hingga kini. Kisah detektif konsultan Baker Street masih menarik peminat segala umur dengan tetap dipajangnya mereka pada rak-rak toko buku.

Jadi, selamat datang kembali Sherlockian. Petualangan kalian belum berakhir.

(Redaktur Tulisan: Hidayat Sikumbang)

Leave a comment