Ainun Putri Lubis / Hazlina Ganif Sihotang
Pijar, Medan. Divisi Keputrian UKMI Al-Khuwarizmi Fasilkom-TI kembali gelar Muslimah Fun and Sharing (MFS) untuk yang kedua kalinya. Acara yang berlokasi di Masjid Dakwah Kampus USU ini dilaksanakan pada Sabtu (15/12) dengan mengusung tema “Hijrahku Tak Sebatas Hijabku”.
Kegiatan yang dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an ini berlangsung mulai dari jam 09.00 s/d 12.00 WIB. Menghadirkan dua pembicara sekaligus, yaitu Ummi Mulia, Founder Kelas Ibu Mengajar (Medan) dan Dhiyahul Hayati dari Salimah Sumatera Utara. MFS kali ini bertujuan untuk mengajak seluruh muslimah yang ada di Sumatera Utara untuk lebih mengenal dan memahami arti dari sebuah kata hijrah.
Dhiyahul Hayati yang merupakan pembicara pertama, membagikan kisah hijrahnya yang dimulai sejak kelas 6 Sekolah Dasar. Beliau mengatakan bahwa setiap orang mendapatkan hidayah dalam momentum yang berbeda-beda. “Hijrah itu harus karena Allah, bukan karena yang lain,” ucapnya.
Selanjutnya Ummi Mulia yang menjelaskan mengenai fitrah dari seorang muslimah, yaitu menjadi sorang istri dan menjadi seorang ibu. Ummi menjelaskan bahwa hijrah merupakan proses yang berkelanjutan. Harus selalu meningkat dengan melakukan aktivitas-aktivitas nyata dalam berhijrah. “Jika mengaku berhijrah tapi tidak menjalankan aktivitas yang lebih baik, maka hijrahnya harus dipertanyakan. Karena hijrah itu merupakan proses mencari tahu,” jelasnya.

(Fotografer: Ainun Putri Lubis)
Setelah para pembicara membagikan kisah mereka mengenai hijrah, selanjutnya masuk kepada sesi tanya jawab. Annissa selaku moderator membacakan beberapa pertanyaan yang sebelumnya telah dipilih oleh panitia dari formulir pendaftaran online yang telah diisi oleh peserta. Antusiasme peserta dalam acara ini juga terlihat saat diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada para pembicara.
Minda selaku panitia acara sekaligus sekretaris divisi keputrian UKMI Al-Khuwarizmi Fasilkom-TI juga mengatakan alasan dipilihnya tema ini adalah melihat pada banyaknya fenomena saat ini bagi kaum muslimah yang hanya mengatasnamakan hijab saja sebagai bentuk hijrahnya, padahal sejatinya hijrah itu tidak sebatas mengenakan hijab.
Asdani, Mahasiswi FISIP USU yang menjadi peserta mengatakan bahwa dia mengikuti acara ini karena penasaran terhadap tema yang diusung kali ini. “Yang kita tahu kan berhijrah itu dimulai dari memakai hijab, ternyata setelah berhijab masih ada lagi yang harus dilakukan dalam proses hijrah. Acara ini membuat kita bisa mengetahui bahwa memperbaiki akhlak juga salah satu bentuk dari hijrah.” ucapnya.
Redaktur Tulisan: Intan Sari
Find Us on