Hits: 27

Hesmitha Eunike / Intan Husnul Khatimah

“Semua yang dilakukan sampai sekarang adalah pengalaman tak terlupakan, setiap pengalaman memiliki pelajaran yang tak ternilai khususnya dalam pengembangan diri.” – Siti Mei Syarah

Pijar Medan. Usaha memang takkan mengkhianati hasil. Begitulah kata-kata yang cocok untuk gadis muda berprestasi kelahiran Kisaran, Siti Mei Syarah Amir. Perempuan kelahiran 29 Mei 1995 ini merupakan alumni Psikologi Pendidikan Universitas Negeri Medan (UNIMED) angkatan 2014. Dengan menyandang predikat wisudawan terbaik atau cumlaude, perempuan asal Kisaran ini memiliki segudang pengalaman yang begitu luar biasa untuk gadis seusianya.

Mulai dari menjuarai beberapa lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional, mengikuti olimpiade mahasiswa di Semarang mewakili UNIMED, Juara lomba Pidato bahasa Inggris, Debat bahasa Inggris Mahasiswa, Mahasiswa Berprestasi UNIMED 2016, delegasi Indonesia terkhususnya Representative of North Sumatera untuk program Australia Indonesia Youth Exchange Program 2017, dan menjadi MPCR Assisten Asian Para Games untuk kontingen China.

Dengan semua prestasi dan pengalaman yang didapatkannya tersebut, hal ini membuatnya  untuk terus ingin menginspirasi dan membagikannya kepada para pemuda yang ada di seluruh penjuru Sumatera Utara. Salah satunya adalah dengan membangun sebuah komunitas dengan nama Medan Youth Forum.

Siti Mei Syarah saat mendapatkan kesempatan untuk belajar di luar negeri. Sumber foto: Dokumentasi pribadi Siti Mei Syarah
Siti Mei Syarah saat mendapatkan kesempatan untuk belajar di luar negeri.
Sumber foto: Dokumentasi pribadi Siti Mei Syarah

Salah satu pengalaman tak terlupakan baginya adalah ketika menjadi duta muda Indonesia mewakili Sumut di tahun 2017 untuk program pertukaran pemuda Indonesia – Australia. “Karena mungkin semua orang bisa keliling dunia atau mengunjungi suatu Negara untuk belajar, sebagai turis atau sekedar jalan-jalan, namun hanya beberapa orang saja yang memiliki kesempatan mengelilingi dunia atau mengunjungi suatu Negara sebagai duta pemuda. Yang misinya adalah untuk memperkenalkan Indonesia,” ungkap perempuan yang biasa disapa Mei ini.

Kegagalan yang pernah ia dapatkana pun dijadikannya sebagai motivasi untuk meraih prestasi. Sebelum melanjutkan pendidikan di UNIMED, Mei pernah berkuliah di Riau, namun memtuskan untuk berhenti karena merasa itu bukan tempat yang ia inginkan. Hingga pada akhirnya, ia memilih UNIMED sebagai tempat persinggahan terakhirnya. Di masa perkuliahannya, Mei memulai semuanya hanya bermodalkan rasa ingin tahu, tanpa modal bahasa Inggris yang memadai atau hal lainnya yang kerap menjadi tolak ukur untuk mengikuti program PPAN. Ia pun mengikuti bimbingan belajar secara cuma-cuma tanpa harus memikir biaya. “Yang terpenting sekarang adalah kita sebagai generasi muda, mau atau tidak. Itu saja,” tutupnya.

Redaktur Tulisan: Hidayat Sikumbang

Leave a comment