Hits: 129

Gabriella Prily Elvani /Aisha Tania Sinantan Sikoko

“Dadio wong ing paran, lan sinauo teko paran.”

Artinya, jadilah pejalan dan belajarlah dari perjalananmu.”

Pijar, Medan. Bahagia itu sederhana. Hanya dengan melakukan hal-hal yang kita senangi maka kebahagiaan itu akan tercipta. Ada orang yang senang melukis, bermain musik, memasak, fotografi, videografi, dan masih banyak lagi.

Sutiknyo, sosok yang lebih dikenal sebagai Lostpacker merupakan seorang konten kreator yang berfokus pada YouTube dan Blog. Sebelum dikenal dengan nama Lostpacker, ia juga memiliki sebutan lain yaitu, Tekno Bolang (Tekbol). Panggilan ini diciptakan oleh teman-temannya dari komunitas Traveling Indonesia karena mengingat sejak kecil Sutiknyo sering tidak berada di rumah seperti bocah yang hilang.

Pria kelahiran 20 Mei 1979 ini mengawali karirnya sebagai seorang engineer di salah satu perusahaan penerbangan dan kemudian mulai menulis pada tahun 2006. Tidak hanya menulis, Sutiknyo juga aktif mempelajari fotografi yang akhirnya melanjutkan karirnya di dunia blog.

Tahun 2008 adalah tahun di mana nama Lostpacker muncul, Sutiknyo melahirkan lostpacker.com, sebuah blog yang berisi kisah seorang travel blogger, fotografer, dan videografer, baik itu didalam negeri maupun dalam negeri.

Inisiatif ini muncul ketika melihat banyaknya video traveling di Indonesia dalam pencarian, yang ternyata lebih banyak dibuat oleh warga negara asing, membuat Sutiknyo dan teman-teman bertekad untuk membuat video travelling sendiri berdasarkan sudut pandang orang Indonesia asli.

Pada tahun 2010, ia mulai fokus menghasilkan banyak foto serta beberapa video dan akhirnya sukses menciptakan beberapa video dokumenter yang bersi perjalanannya selama ini. Video dokumenter tersebut mulai dipublikasikan ke YouTube dan mendapat respon positif dari berbagai pihak.

Sosok yang sangat menginspirasi ini telah mengunjungi seluruh provinsi di Indonesia, termasuk seluruh wilayah yang terletak di 4 penjuru mata angin. Tidak hanya itu, Sutiknyo juga telah mengunjungi seluruh Negara di ASEAN, Jepang, Korea, Australia, India, dan hampir seluruh bagian di Eropa. Sepanjang perjalanannya, ia tidak selalu menggunakan biaya pribadi, pasalnya tidak sedikit instansi yang mensponsori perjalanannya.

Sutiknyo memilih video karena menurutnya lebih mudah menyampaikan pesan melalui video dari pada tulisan. Meskipun begitu, Sutiknyo tetap aktif dalam menulis. Sutiknyo dapat dikatakan sebagai konten kreator tunggal karena dalam pembuatan videonya sampai proses editing dilakukanya sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Videonya yang bersifat naratif ditambah visual berjalan membuatnya sukses mendapat berbagai penghargaan. Sepanjang karirnya, Sutiknyo telah memperoleh beragam penghargaan, diantaranya:  Best Blogger Pria 2013; 1’st Winner Hello Motion Movie Competition 2014; 1’st Winner Castrol Legendary Touring Movie Competition; dan 1’st Winner Kominfo Short Movie Competition 2017.

“Sebenarnya yang paling berkesan adalah perjalanannya, penghargaan adalah hadiah dari apa yang kita lakukan. Menurut saya yang paling berkesan adalah perjalanannya.”, jelas Sutiknyo.

Banyaknya jumlah penghargaan yang diterimanya tentu tidak kalah banyak dari jumlah pengalaman hidupnya yang didapatnya terutama dalam hal travelling. Contohnya adalah Lihat Indonesia Expedition pada tahun 2013, yaitu perjalanan selama dua bulan dengan mobil TAFT dari Jakarta ke Lombok; Kembara Journey pada tahun 2014, yaitu perjalanan tiga bulan menggunakan sepeda motor dari Jakarta menuju Timor Leste; Jalur Rempah Expedition pada tahun 2014, yaitu perjalanan ke tempat-tempat bersejarah tentang rempah (Banten, Barus, Tenate-Tidore, Banda Neira) dengan Jakarta Post; Raja Ampat Volunteering pada tahun 2015, yaitu pengalaman menjadi seorang relawan selama dua bulan di Misool Baseftin Raja Ampat tentang konservasi laut; Kembara ke Timur pada tahun 2016, yaitu perjalanan sendiri selama 100 hari keliling papua; dan terakhir adalah Papua Maluku Journey pada tahun 2017.

Kisah inspiratif dari sosok Losacker ini tidak akan pernah berhenti. Sutiknyo berencana akan mengelilingi Tibet menggunakan sepeda motor kesayangannya, Vario. Dengan keyakinan dan usaha, ia akan membuat impiannya menjadi kenyataan.

“Kita tidak akan bisa mencintai negeri ini kalau kita tidak melihatnya dengan mata sendiri,” ungkap Sutiknyo sebagai harapannya kepada generasi muda.

Redaktur Tulisan: Intan Sari

Leave a comment