Hits: 369

Farras Nawwaf/Annisa Nahda

Pijar, Medan.  Musik tak pernah lepas dari kehidupan manusia, bahkan beberapa orang beranggapan bahwa mendengarkan musik setiap harinya ialah sebuah kewajiban. Sering kali musik dijadikan tempat pelarian untuk melepas segala kepenatan dan mengisi kembali tenaga yang hilang setelah lelah seharian.

Namun, ternyata fungsinya tidak hanya itu saja, melainkan juga sebagai sarana untuk mengungkapkan kasih sayang kepada orang terkasih. Lagu-lagu dengan lirik romantis yang didengarkan bersama-sama ataupun dinyanyikan kepada seseorang mampu menambah kesyahduan bagi dua insan yang sedang dilanda kasmaran.

Sama halnya seperti lagu dari Syahbudin Syukur atau yang mungkin lebih akrab kita kenal dengan nama panggungnya yaitu Budi Doremi. Pria kelahiran Serang ini merilis lagu yang berjudul “Asmara Nusantara” pada 7 tahun silam. Lagu yang bahkan sampai saat ini masih indah didengar merupakan sebuah lagu cinta yang tidak biasa.

Bait-bait liriknya disusun dengan mendefinisikan keindahan ibu pertiwi. “Asmara Nusantara” sendiri bercerita tentang dua insan yang sedang menjalani hubungan jarak jauh. Dipisahkan antara Wakatobi dan Raja Ampat tidak lantas mematahkan cinta yang telah mereka raut. Lagu ini bak sebuah bukti, bahwa atas nama cinta segala perbedaan budaya dapat dilebur.

Waktu itu kamu pakai baju merah

Yang kutahu aku pakai baju putih

Kita menyusuri kota

Dan cinta kita seperti Indonesia

Lirik indah pada bait pertama tidak hanya menggambarkan warna dari bendera Indonesia saja, melainkan terdapat pesan tersirat di dalamnya. Merah acapkali kita definisikan dengan keberanian dan warna putih sebagai kesucian. Penyanyi yang gemar memakai topi ini seperti memberikan sebuah pemahaman bahwa kita harus memiliki sebuah keberanian dalam menyampaikan rasa yang ada, sedangkan kesucian atau ketulusan harus menjadi benang utama dalam merajut kasih.

Kita sepakat

Bila rasa yang sesungguhnya tak mudah didapat

Perlu ada pengorbanan

Perlu ada perjuangan

Seperti pahlawan

Lewat lirik ini, Budi mengajak pendengar untuk tidak gampang menyerah dalam mengejar cinta yang patut untuk diperjuangkan. Ia memilih diksi pahlawan sebagai panutan, sebab pahlawan mengorbankan dirinya demi menuntaskan akhir dari perjuangan mereka yaitu merebut sebuah kemerdekaan.

Berangkat dari rasa cinta yang besar terhadap Indonesia menjadikan para pahlawan tetap berusaha keras untuk membebaskan Indonesia dari penjajah. Lirik ini seperti sebuah obor untuk menyulut api semangat yang ada di dalam diri kita untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah apa pun yang mungkin akan kita hadapi dalam perjalanan hidup ini.

Kita nyatakan saja pada mereka

Lewat sebuah lagu

Asmara kau dan aku

Dibumi yang indah di Khatulistiwa

Penutup manis dari lagu ini mampu menerbitkan lengkungan bulan sabit pada wajah pendengar. Tak hanya tersenyum akibat memikirkan kisah cinta yang indah, melainkan seperti mengaminkan bahwa negeri Indonesia yang kita cintai ini lahir dengan beragam budaya yang membuat kita kagum dengan keunikannya.

Keindahan yang terbentang dari Sabang hingga Marauke menuntut kita untuk selalu mengucapkan syukur berulang kali kepada Sang Pencipta yang telah berbaik hati melukiskan Indonesia dengan sedemikian menakjubkannya.

Petikan gitar yang merdu dan liriknya yang unik membuat “Asmara Nusantara” tidak bosan untuk didengarkan berulang-ulang. Lagu ini sangat direkomendasikan untuk masuk ke dalam playlist sing along bersama teman- teman atau sang pujaan hati.

(Redaktur Tulisan: Widya Tri Utami)

Leave a comment