Hits: 72

Sulisintia Harahap

Pijar, Medan. Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) yang dilaksanakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Neraca Politeknik Negeri Medan mengusung materi kepenulisan bertema ‘Menghadapi Tantangan Persma di Masa Pandemi’. Acara ini dilaksanakan melalui platform Zoom meeting pada Sabtu (19/09) pukul 10.00 WIB.

Acara yang digelar selama dua hari ini, memberikan dua bidang materi yang berbeda. Pada hari pertama membahas mengenai “Kepenulisan”, sedangkan hari kedua mengenai “Desain”.

Tujuan diadakannya acara ini yaitu untuk mengedukasi para peserta khususnya pers mahasiswa, dalam memahami komponen-komponen bidang kepenulisan dan desain. Tidak hanya itu, peserta juga dapat mengulas bagaimana cara menghadapi tantangan pers mahasiswa di masa pandemi agar tetap produktif untuk update berita di media.

Hari pertama dihadiri oleh 196 peserta, yang meliputi Wakil Direktur (Wadir) 3 Polmed Ibu Delisma Siregar S.T.M.T., Sinta Wiridiyah selaku Pembina UKM Pers Mahasiswa Neraca, serta Dewan Penghormatan LPM Neraca Polmed, dan perwakilan dari BEM, DPM, Margapatwa, dan EPS.

PJTD dengan materi “Kepenulisan” pada hari pertama dibawakan oleh Jefri Susetio selaku asisten redaktur Tribun Medan dan koordinator bidang ketenagakerjaan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kota Medan. Ia memaparkan banyak hal tentang kepenulisan, baik bahasa kepenulisan, akurasi laporan tulisan, komponen kepenulisan berita sampai mengungkap segala tantangan jurnalis di masa pandemi.

Pandemi Covid-19 menyebabkan dampak bagi kehidupan masyarakat. Bukan saja pendidikan, ekonomi, kesehatan, serta sosial kemasyarakatan. Namun juga berdampak pada media informasi, seperti penyiaran berita dan kegiatan jurnalistik lainnya. Di sisi lain, seluruh masyarakat juga telah dianjurkan untuk melakukan social distancing dan harus mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal ini menyebabkan ruang lingkup kerja jurnalis terbatas. Begitu pula dengan para awak pers mahasiswa yang juga cukup merasakan kesulitan untuk tetap produktif meng-update berita ke media.

Namun begitu, keadaan bukanlah hal yang dapat menghalangi seorang jurnalis atau pers mahasiswa untuk tetap menulis dan meliput sebuah berita. Karena pada kenyatannya, dunia teknologi informasi dan telekomunikasi sudah begitu canggih. Informasi sudah sangat mudah didapatkan. Hal sederhana dalam ruang lingkup sekitar juga dapat dijadikan sebuah berita.

“Hal pertama untuk menghadapi tantangan masa pandemi ini adalah tetap menulis. Karena itu adalah tugas pokok. Lalu untuk mencari informasi, kita dapat mengandalkan banyak aplikasi penunjang informasi, seperti Whatsapp, Line, Chrome, dan lainnya. Di mana pun dan kapan pun tentu kita tetap bisa menulis. Jangan jadikan alasan tidak bisa bertatap muka, berarti tidak bisa membuat atau menulis berita. Karena berita pers mahasiswa juga tidak harus dibuat pada lingkungan kampus saja. Kita bisa membuat berita melalui analisis kita terhadap lingkungan sekitar. Misalnya, tentang pendidikan yang sekarang dilakukan melalui daring. Jadi walaupun ruang lingkup terbatas, seorang jurnalis harus tetaplah menulis. Jika ingin turun kelapangan, maka tetaplah menaati protokol kesehatan yang berlaku,” jelas Jefri.

Menjadi seorang jurnalis jangan pernah mati ide dalam membuat sebuah tulisan berita. Zaman sudah serba canggih, dunia seakan hanya berada dalam satu genggaman. Keadaan tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti menulis. Tetaplah produktif dalam menulis, kapan pun, di mana pun, dan dalam kondisi apapun.

“Harapan saya, seluruh peserta PJTD mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang berguna serta tetap semangat menulis berita walau sedang berada pada masa pandemi Covid-19 ini,” harap Risdo selaku Ketua Panitia PJTD LPM Neraca Polmed.

Untuk melatih keahlian jurnalistik para peserta, PJTD ini juga mengadakan lomba menulis artikel dengan pengetahuan yang sudah dibekali pemateri sebelumnya. Begitu pun untuk hari kedua, Minggu (20/09), akan ada materi tentang desain yang akan diberikan sekaligus lomba desain untuk para peserta yang ingin mengikutinya.

(Editor: Erizki Maulida Lubis)

Leave a comment