(500) Days of Summer: Boy Meets Girl. Boy Falls In Love. Girl Doesn’t

Hits: 6

Sutradara         : Marc Webb

Penulis             : Scott Neustadter, Michael H. Webber

Pemain             : Joseph Gordon Levitt, Zooey Deschanel, Chloe Grace Moretz

 

Pijar, Medan. Ketika pertama kali menonton 500 Days of Summer, ingatan saya langsung menuju film buatan tahun 1977 berjudul Annie Hall. Kesamaan dari keduanya adalah kemampuan untuk menangkap sensibilitas dari kisah-kisah romansa pada jaman mereka. Rasanya sulit untuk membayangkan film komedi romantis yang lebih menyenangkan, lebih jenaka, lebih baik dari segi akting, dan lebih inventif ketimbang dua film ini.

Peringatan: (500) Days of Summer bukan sebuah cerita cinta, melainkan cerita mengenai cinta. Kalau kalian merasa bingung dengan artinya, saya sendiri juga bingung untuk menjelaskannya. Menurut saya untuk benar-benar mengerti arti dari tagline-nya perlu untuk menonton sendiri film beralur maju – mundur ini.

Film ini dibuka dengan narasi tentang Tom Hansen (Joseph Gordon-Levitt). Tom adalah seorang yang percaya 100 persen dengan cinta sejati, cinta pada pandangan pertama, jodoh, dan ia tidak akan bahagia kecuali menemukan belahan jiwanya. Tom yang pernah bercita-cita menjadi arsitek ini meyakini Summer Finn (Zooey Deschanel) -asisten baru atasannya di perusahaan tempatnya bekerja sebagai pembuat kartu ucapan- adalah gadis yang selama ini diimpikannya untuk menjadi pasangan hidupnya. Namun Summer adalah gadis yang memiliki prinsip yang berbeda total dengan Tom. Ia adalah gadis independen yang lupa artinya cinta setelah orang tuanya berpisah ketika dia masih kecil. Tentu saja prinsip mereka yang bertentangan ini membuat kemungkinan keduanya menjadi pasangan sangat kecil.

Apakah di sana cerita ini berakhir? Kalau dalam komedi romantis yang biasa, mungkin saja begitu. Formula dari komedi romantis yang hampir dipakai di setiap film adalah: Pria bertemu dengan seorang wanita, jadian, berselisih karena ketidaksamaan prinsip, tapi pada akhirnya mereka menemukan kalau mereka saling mengisi satu sama lain dan akhirnya jadian kembali. Happy ending!! Penonton keluar dengan senang, dan esok harinya sudah lupa pernah menonton film semacam itu atau tertukar dengan film sejenis lain yang segudang banyaknya. (500) Days of Summer berbeda.

Di awal film sudah ditunjukkan bahwa ternyata Tom sudah putus dengan Summer. Apa gerangan yang terjadi?  Melalui film ini kita akan diajak melihat hubungan mereka yang bergerak selama 500 hari, di mana Tom berusaha mencari apa yang salah dengan hubungan mereka. Bagaimana pada akhirnya? Akankah Tom kembali dengan Summer? Ataukah ia bunuh diri karena patah hati? Adegan beralih ke saat Tom yang baru putus dengan Summer memecahkan piring satu per satu. Kedua temannya merasa lebih lega setelah Rachel Hansen (Chloe Moretz), adik Tom muncul untuk membantu mereka menghadapi Tom yang tengah depresi. Tom lalu mencurahkan isi hatinya mulai dari hari ke-4 saat ia tanpa sengaja bertemu dengan Summer di lift dan gadis itu ternyata menyukai musik yang tengah didengarkan Tom dengan headphone-nya.

Adegan demi adegan bergulir secara acak sesuai ingatan Tom. Pada hari ke-154 Tom menggambarkan perasaan cintanya pada Summer pada temannya sebagai berikut, I’m in love with Summer. I love her smile. I love her hair. I love her knees. I love this heart-shaped birth mark she has on her neck. I love the way she sometimes licks her lips before she talks. I love the sound of her laugh. I love the way she looks when she’s sleeping.” Sebaliknya pada hari ke-322 Tom berkata demikian tentang Summer, I hate Summer. I hate her crooked teeth. I hate her 1960’s haircut. I hate her knobby knees. And I hate her cockroach-shaped splotch on her neck. I hate the way she smacks her lips before she talks. And I hate the way she sounds when she laughs.” 

 

Interaksi pertama Tom (Joseph Gordon Levitt) dan Summer (Zooey Deschanel)

 

Di hari ke-11 Tom bercerita pada Rachel bahwa Summer menyukai Magritte and Hopper, lalu di hari ke-28 saat seisi kantor pergi ke tempat karaoke seusai jam kerja, Tom akhirnya bisa berbincang lebih jauh dengan Summer. Dialog di hari ke-28 ini merupakan salah satu kesukaan saya:

 

Summer: There’s no such thing as love. It’s a fantasy.

Tom: Well, I think you’re wrong.

Summer: Okay well, what is it that I’m missing then?

Tom: I think you know it when you feel it.

 

(500) Days of Summer begitu nyaman diikuti disebabkan oleh ceritanya yang begitu membumi. Tidak ada yang terlalu dilebih-lebihkan dalam film ini. Dialog antara Tom dan Summer bukan dialog yang terlalu dibuat-buat. Kisah dalam film ini makin sempurna karena paduan chemistry dari Joseph Gordon-Levitt dan Zooey Deschanel. Keduanya sempurna untuk tokoh Tom dan Summer. Tampang culun Joseph membuatnya bisa dipercaya sebagai Tom yang lugu. Di lain pihak Zooey yang usianya sudah 29 tahun tetap saja terlihat awet muda dan manis, walau di balik penampilan itu akting Zooey membuat kita percaya bahwa Summer tidak sekedar berwajah manis tetapi juga keras kepala dan independen.

Mungkin karena latar belakang Marc Webb sebagai sutradara video klip musik maka film ini dihiasi dengan banyak sekali musik yang mengesankan dan menyatu dengan pas pada adegan film. Tak berlebihan jika dikatakan (500) Days of Summer adalah salah satu film terbaik yang ada di tahun 2009. Ini adalah satu dari sedikit film yang akan membuatmu terdiam merenung setelah menontonnya sambil tersenyum lebar. Secara keseluruhan, film ini tidak saja ringan untuk ditonton karena plotnya yang mengalir lancar dan mudah diikuti, tapi penyuka film komedi-romantis yang sarat dialog yang “dalam” akan dipuaskan dengan narasi dalam film ini. Seperti yang sudah diungkapkan di awal, film ini memang bukan sebuah kisah cinta, tapi sebuah cerita tentang cinta.[Fry]

Leave a comment