Perempuan Penggerak Perubahan

Hits: 40

Ibu Dra. Mazdalifah, M.Si, Ph.D merupakan salah satu tokoh perempuan yang menyumbangkan pemikiran dan aksi nyatanya dengan mendirikan Yayasan Perempuan Perkotaan Medan (YP2M) yang bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi bagi perempuan di kota Medan. Foto : Adinda Meidina.

Pijar, Medan. “Karena saya perempuan, memberdayakan mereka merupakan panggilan hati saya.” Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan oleh Ibu Dra. Mazdalifah, M.Si, Ph.D , salah satu dosen Ilmu Komunikasi FISIP  Universitas Sumatera Utara ketika diwawancarai di sela – sela kesibukannya di kampus kemarin (19/4). Suasana pembicaraan saat itu amat menyenangkan karena beliau merupakan sosok yang hangat dan murah senyum.  Beliau merupakan salah satu tokoh perempuan yang menyumbangkan pemikiran dan aksi nyatanya dengan mendirikan Yayasan Perempuan Perkotaan Medan (YP2M) yang bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi bagi perempuan di kota Medan.

YP2M berawal dari keinginannya untuk menerapkan ilmu yang diperolehnya setelah menyelesaikan pendidikan S2 jurusan Komunikasi Pembangunan di IPB Bogor pada tahun 1999. Melihat peluang yang diberikan pemerintah pusat pada saat itu, Mazdalifah bersama kedua orang teman kuliahnya saat menempuh pendidikan S1 Ilmu Komunikasi, Lina Sudarwati dan Dayana Manurung berinisiatif mendirikan satu yayasan yang bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya bagi perempuan. Perempuan menjadi fokus dari YP2M sebagai fokus pemberdayaan atas dasar pertimbangan bahwa ketiga sahabat ini adalah perempuan. Dalam prosesnya, untuk lebih memfokuskan target mereka, perempuan penjual jamu dipilih dalam proyek pemberdayaan tersebut karena mengganggap perempuan penjual jamu selama ini masih kurang diperhatikan oleh pemerintah kota Medan. “Yang ada dulu itu kan perempuan nelayan, perempuan penjahit,  kalau perempuan penjual jamu belum diperhatikan pada saat itu,” ujar dosen yang pernah terpilih sebagai dosen teladan pada tahun 1997 ini.

Yayasan ini awalnya memiliki dua kelompok yaitu kelompok Halat dan kelompok Karya Wisata seiring berjalannya waktu kelompok ini berkembang menjadi lima kelompok dampingan yaitu di Pasar Tujuh, Permai, Halat, Karya Tani dan Karya Wisata. Anggota yayasan ini yang pada mulanya perempuan – perempuan penjual jamu,  sekarang ada yang penjual bakso, penjual gorengan, dan lainnya. Ini terjadi karena kemudahan yang diperoleh untuk mendaftar menjadi anggota yayasan dan tidak adanya proses administrasi yang menyulitkan mereka ketika ingin mendaftar menjadi anggota.

Yayasan ini mengadopsi cara Grameen Bank ciptaan Muhammad Yunus dan organisasi Sintesa dalam menggulirkan dananya. Pada perjalanannya, Yayasan Perempuan Perkotaan Medan ini tentu mengalami banyak hambatan, seperti pengguliran dana kepada anggota yang kadang harus mengulur waktu satu hingga dua bulan dikarenakan kurangnya dana yang tersedia di kas. Ini dianggap wajar sebab yayasan yang dikelola oleh beliau adalah yayasan nirlaba. Beliau juga sangat selektif dalam memilih donatur sebab tidak ada donatur yang benar – benar tulus memberikan sumbangan dengan kata lain mengharapkan imbalan. Sehingga, proses perputaran uang hanya dari cicilan satu kelompok ke kelompok yang lain. Keuntungan yang ada diputar untuk keperluan operasional yang bermanfaat hanya bagi anggota. Peran tenaga pendamping lapangan (TPL) juga tak lepas dalam perjalanan yayasan ini. Tenaga pendamping lapangan merupakan mahasiswa – mahasiswa beliau sendiri yang dengan sukarela, tanpa digaji turut memberikan pemikiran dan usahanya dalam mendampingi dan mengawasi kelompok dampingan yang ditugaskan kepada mereka.

Peranan Ibu Mazda sebagai seorang istri dan ibu dalam keluarganya juga dijalankan dengan penuh sukacita. Dalam keluarga, ibu dua anak ini mengaku menggunakan skala prioritas dan tetap menyediakan waktu yang berkualitas pada masa – masa keemasan kedua anaknya. Foto : Triansari Prahara.

Setelah dua belas tahun berjalan, banyak suka dan duka dalam mengelola yayasannya. Mulai dari kedua teman beliau yang sudah tidak aktif lagi membina yayasan tersebut karena kesibukan yang berbeda – beda, tenaga lapang yang minim, dan konflik – konflik kecil antar dampingan yang ada. Namun, hal ini rupanya tak membuat semangat dosen yang pernah terpilih sebagai dosen favorit Ilmu Komunikasi pada tahun 2010 ini menurun. Dia tetap meneruskan cita – citanya untuk menaikkan derajat perempuan yang saat ini kebanyakan juga merupakan tulang punggung keluarga dengan memberdayakan ekonomi mereka.

Pencapaian paling besar diakuinya belum sebesar yang dia harapkan namun beliau bersyukur banyak perubahan – perubahan kecil yang terjadi pada anggota – anggotanya. “Mereka sudah bisa menulis, sudah berani bicara di depan orang, sudah berani membuka pertemuan, jadi tidak perlu tenaga lapangnya lagi yang membuka pertemuan, yang paling hebat adalah mereka sudah bisa berorganisasi dan mandiri, itu saja sudah cukup membuat saya senang,” ucapnya sambil tersenyum.

Perannya sebagai seorang istri dan ibu dalam keluarganya juga dijalankan dengan penuh sukacita. Dalam keluarga, ibu dua anak ini mengaku menggunakan skala prioritas dan tetap menyediakan waktu yang berkualitas pada masa – masa keemasan kedua anaknya. Hasilnya, kedua anaknya, Izzah Dienillah Saragih dan Mujahid Widian Saragih menjadi mahasiswa di Universitas Sumatera Utara dan aktif mengikuti unit kegiatan mahasiswa yang ada di universitas. “Saya tidak mau melewatkan masa keemasan mereka berdua, saya membutuhkan mereka, begitu pun mereka,” kata beliau sambil tersenyum. Beliau yang merupakan seorang istri dari Presiden Serikat Petani Indonesia (SPI), sebuah organisasi masyarakat di bidang pertanian yang sudah memiliki nama di dunia internasional juga sangat mendukung pekerjaan suaminya yang bergerak di bidang yang berbeda dengannya. Beliau mengaku perannya hanya sebagai pengkritisi suaminya dalam menjalankan organisasinya agar tetap berada pada aturan yang benar sehingga kredibilitas organisasi yang dipimpin suaminya terjaga.

}  Nama                                    : Dra. Mazdalifah, M.Si, Ph.D

}  Tempat/Tanggal Lahir     : Madiun, 03 Juli 1965

}  Alamat                                  : Jln.Eka Rasmi gg. Eka Rosa 2 No.1 Medan

}  Riwayat Pendidikan           :

1. S1 Ilmu Komunikasi FISIP USU 1984 – 1988

2. S2 Komunikasi Pembangunan IPB 1997 – 1999

3. S3 School of Communication USM 200 – 2012

}  Spesifikasi Keahlian         : Media Literasi khususnya media televisi

}  Pengalaman Bekerja        :

– Staf KKSP 1986 – 1990

– Dosen FISIP USU 1989 – sekarang

Penulis : Marina Azhari

Leave a comment